Sinopsis Film Spirit Doll
Film horor lokal "Spirit Doll" disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan akan tayang di bioskop mulai 1 Juni. Ceritanya mengikuti perjalanan Anya Geraldine, yang memerankan karakter Dara Lazuardi, dalam meniti kembali karirnya di dunia film setelah mengalami serangkaian tragedi yang meruntuhkan hidupnya. Dara, diperankan oleh Anya Geraldine, harus berhadapan dengan perselingkuhan suaminya, Darius (diperankan oleh Samuel Rizal), dan kehilangan putrinya dalam sebuah kecelakaan.
Semuanya menjadi semakin misterius ketika boneka yang pernah digunakan dalam film "Boneka Arwah," yang juga dibintangi oleh Dara, muncul tiba-tiba di rumahnya. Namun, yang membuatnya berbeda adalah Dara merasa bahwa boneka tersebut adalah penjelmaan roh putrinya yang telah meninggal. Dara, sebaliknya, memelihara boneka tersebut dengan kasih sayang.
Namun, keadaan menjadi semakin aneh ketika boneka tersebut tiba-tiba mulai mempengaruhi Dara. Perubahan drastis dalam perilaku Dara membuatnya terlibat dalam serangkaian pembunuhan sadis yang dipicu oleh dorongan arwah jahat yang bersemayam dalam boneka tersebut. Dara yang telah terpisah dari suaminya harus mengurus putrinya yang masih hidup, Embun (diperankan oleh Anantya Rezky), sebagai orang tua tunggal.
Dara, dalam perjalanannya sebagai seorang aktris horror, berakting bersama dengan boneka yang ternyata dirasuki oleh sosok arwah jahat. Mulai saat itu, Dara mengalami peristiwa mistis yang mengerikan. Boneka itu berhasil mempengaruhi Dara untuk melanjutkan tindakan pembunuhan demi memuaskan arwah jahat yang haus akan jiwa manusia.
Pertanyaan krusial adalah apakah Dara akan mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya dari pengaruh mengerikan boneka yang dirasuki oleh arwah jahat tersebut. "Spirit Doll" adalah sebuah kisah horor yang menggali tekanan mental yang muncul akibat perceraian, kehilangan anak, dan kehadiran kekuatan gaib yang mempengaruhi hidup seseorang.
Film "Spirit Doll" menghadirkan penutup yang gelap dengan konklusi yang mungkin gagal menusuk perasaan penonton, terutama karena ketidakmampuannya dalam membangkitkan empati terhadap karakter-karakter dalam cerita. Namun, dengan elemen horor yang kuat, film ini tetap akan memancing berbagai komentar dan reaksi dari penontonnya.